Sunday, November 16, 2014

LEADERSHIP AND RELIGION

Kenapa agama selalu jadi tolak ukur untuk sebuah "kepantasan" kepemimpinan

Mungkin bukan hal baru bagi kita ketika mendengar nama seorang tokoh wakil gubernur baru untuk DKI jakarta . Ketika Beliau terpilih timbul banyak tanda tanya ,dan sebagian besar ketidak setujuan terhadap calon pemimpin baru tersebut , hal mendasar yang paling banyak dibicarakan adalah masalah agama dan etnis Cinanya . banyak kalangan yang berkata " lantas nanti kita harus hormat terhadap cina ?" atau tidak " bagaimana kalau nanti masalah hari besar sebagian agama mayoritas kan beliau cina , emang ngerti nanti ? "

hal hal seperti itu yang kerap didengar letika masih hangatnya jabatan kepempinan beliau sebagai seorang wakil gubernur di ibukota . Baiklah kembali ke topik awal kenapa permasalahan etnis dan agama selalu menjadi kendala bagi sebuah era kepempinan yang baru . Kepempinan yang baik akan menghasilkan hasil akhir yang baik . Hasil akhir yang dilihat dari strategi dan cara yang diterapkan bukan hanya dari agama . Apabila meninjau dari agama , apakah tidak menjadi pembelajaran ketika seorang menteri agama mengkorupsi uang haji yang justru menjadi amanat terbesar , atau ketua MK yang juga terlibat kasus penyuapan .. apabila kita lihat dari mana orang orang yang bertampang baik ini beragama ..tidak lain dan tidak bukan adalah agama mayoritas yang kita anut .

Kemajuan bangsa adalah ketika mau menerima hal baru dan tidak takut terhadap resiko yang akan terjadi ,siapapun pemimpin darimana dia berasal dan kepercayaan yang dia anut adalah masalah hidup dan pribadinya dia sendiri tapi bagaimana langkah dia memajukan negeri , membangun negara lebih baik dan mampu bersaing dengan para negara lain adalah urusan kita semua tanpa terkecuali . Ketika kepempinan bertolak ukur agama kita akan selalu menjadi orang yang membuka mata sebelah untuk suatu hal baik yang akan mungkin dia lakukan   , Banyak yang mengatakan kalo si cina ini adalah kafir tapi tak sadarkah kalian , cina ini yang menyumbangkan 2,5% gajinya untuk disedahkan .. tak taukah kalian si cina kafir ini yang menambah jumlah kuota haji dan si cina kafir ini yang berjuang dengan caranya untuk membangun negeri lebih baik dengan pembuktian dan tak sekedar ucapan ..
ketika indonesia mau menerima perubahan dan perubahan itu membawa hasil maka saatlah itulah indonesia menjadi maju , agama dan kepercayaan apapun yang kita anut selama ada toleransi dan saling menerima maka semuanya akan berjalan damai dan rukun serta menjadi satu kesatuan yang harmonis

0 comments:

Post a Comment