Tuesday, June 9, 2015

TUGAS ARTIKEL BAHASA INDONESIA 2 : KELUARGA SEBAGAI LINGKUNGAN PENDIDIKAN

Jenis tulisan sebelumnya : deksriptif 

Konsep Keluarga
Keluarga adalah salah satu mata rantai kehidupan yang paling esensial dalam sejarah perjalanan hidup anak manusia. Sekaligus ia juga membuat mozaik khilafah yang membutuhkan bingkai ajaran sebagai pelindung dan penghias lukisan kehidupan yang memberikan kenyamanan dan keteduhan kalbu. Tentunya lukisan kehidupan keluarga yang begitu indah ini tidak lepas dari spektrum dasar, yaitu sakinah, mawadah, dan warrohmah.

Baitii jannatii, rumahku adaalh taman sorgaku. Sebuah ungkapan paling tepat tentang bangunan keluarga ideal, karena keluarga merupakan sumber pertama dan utama bagi kehidupan individu dan masyarakat secara keseluruhan. Keluarga sebagai sumber pertama dan utama memberikan sumbangan yang sangat besar bagi perkembangan dan pertumbuhan mental maupun fisik anak dalam kehidupannya. Selain itu, keluarga bagi anak merupakan suatu tempat yang paling strategis dalam mengisi dan membekali nilai-nilai kehidupan yang dibutuhkan oleh anak yang tengah mencari makna kehidupan.

Keluarga juga mempunyai makna sebagai suatu lembaga atau unit sosial terkecil dimasyarakat yang terbentuk melalui perkawinan yang sah dan biasanya terdiri atas ayah, ibu dan anak yang hidup bersama di suatu tempat. Sehingga perlu diingat, bahwa keluarga merupakan suatu sistem yang terdiri atas elemen-elemen yang saling terkait antara satu dengan yang lainnya dan memiliki hubungan yang kuat.

Keberhasilan pendidikan anak dalam keluarga ketika anak berada dalam usia dini, akan sangat berpengaruh pada keberhasilan pendidikan pada periode berikutnya.
Jadi betapa pentingnya pendidikan yang dilaksanakan dalam keluarga. Perhatian mengenai pendidikan keluarga tidak hanya ditujukan oleh anggota-angota keluarga yang bersangkutan, melainkan oleh segenap lapisan masyarakat. Hal ini mengisayaratkan betapa keluarga itu merupakan bagian dalam kehidupan bermasyarakat.
Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga adalah bertanggung jawab dalam rangka menjaga dan menumbuhkembangkan anggota-anggotanya. Dalam hal ini keluarga berfungsi untuk membekali setiap anggota keluarganya agar dapat hidup sesuai dengan tuntutan nilai-nilai religius pribadi dan lingkungan. Demi perkembangan dan pendidikan anak, keluarga harus melaksanakan fungsi-fungsinya dengan baik dan seimbang.

Peranan orang tua dalam melaksanakan fungsi-fungsi keluarga harus disertai dengan penampilan serta tindakan-tindakan yang telah disesuaikan dengan berbagai situasi.
Berdasarkan pendekatan budaya, keluarga sekurang-kurangnya harus mempunyai 7 fungsi yaitu :
  • 1.Fungsi Biologis -Fungsi ini diarahkan untuk mendorong keluarga sebagai wahana menyalurkan kebutuhan reproduksi sehat bagi semua anggota keluarganya, sehingga melahirkan generasi yang lebih baik di masa yang akan datang. Keluarga disini juga berfungsi sebagai tampat untuk dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar seperti kebutuhan akan keterlindungan fisik seperti kesehatan, sandang, pangan dan papan.
  • 2.Fungsi Edukatif - Keluarga merupakan lingkungan yang pertama bagi anak. Pendidikan merupakan tanggungjawab orang tua, yaitu ayah dan ibu yang merupakan figur sentral dalam pendidikan. Fungsi pendidikan mengharuskan setiap orang tua untuk mengkondisikan kehidupan keluarga menjadi situasi pendidikan. 
  • 3.Fungsi Religius - Fungsi religius berkaitan dengan kewajiban orang tua untuk mengenalkan, membimbing, memberi teladan dan melibatkan anak-anak serta anggota keluarga lainnya mengenai kaidah-kaidah agama dan perilaku keagamaan. Fungsi ini mengharuskan orang tua sebagai seorang tokoh inti dan panutan dalam keluarga, untuk menciptakan iklim keagamaan dalam kehidupan keluarganya.
  • 4.Fungsi Protektif (perlindungan) - Fungsi protektif dalam keluarga ialah untuk menjaga dan memelihara anak serta anggota lainnya dari tindakan negatif yang mungkin timbul, baik dari dalam maupun dari luar kehidupan keluarga. Fungsi ini pun adalah untuk menangkal pengaruh kehidupan yang sesat sekarang dan pada masa yang akan datang.
  • 5.Fungsi Sosialisasi Anak - Fungsi sosialisasi berkaitan dengan mempersiapkan anak untuk menjadi anggota masyarakat yang baik. Dalam melaksanakan fungsi ini, keluarga berperan sebagai penghubung antara kehidupan anak dengan kehidupan sosial dan norma sosial sehingga kehidupan disekitarnya dapat dimengerti oleh anak.
  • 6.Fungsi Rekreatif - Fungsi ini tidak harus selalu dalam membentuk kemewahan ataupun pesta pora melainkan melalui penciptaan suasana kehidupan yang tenang dan harmonis di dalam keluarga. Keadaan ini dapat dibangun melalui kerjasama diantara anggota keluarga yang diwarnai oleh hubungan insani yang didasari oleh adanya saling mempercayai, saling menghormati dan saling mengerti.
  • 7.Fungsi Ekonomis - Fungsi ini menunjukkan bahwa keluarga merupakan kesatuan ekonomis. Aktifitas dalam fungsi ekonomis berkaitan dengan pencarian nafkah, pembinaan usaha dan perencanaan anggaran pengeluaran biaya keluarga

SUMBER http://www.batararayamedia.com/keluarga-sebagai-lingkungan-pendidikan_art-326.html

Sunday, June 7, 2015

PENGARUH PERILAKU BULLYING TERHADAP REMAJA

KESIMPULAN
Bullying adalah salah satu tindak kekerasan yang bersifat mengintimidasi serta dapat melukai seseorang baik secara fisik , sosial maupun psikis . Kasus Bullying yang terjadi di Indonesia sendiri pun sudah banyak terjadi , apalagi bullying sering terjadi pada perilaku anak remaja atau anak sekolah . Dengan perilaku bullying dapat menyebabkan seseorang menjadi tidak percaya diri , minder dan kerap menjadi anti sosial sehingga dapat mempengaruhi sikap dan pola tingkah laku korban bullying . Adapun faktor faktor yang menyebabkan terjadinya bullying biasanya karena adanya senioritas , rasa ingin berkuasa , lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah . Faktor faktor ini dapat menjadikan seorang remaja menjadi berperilaku ataupun korban bullying , faktor faktor ini pula yang secara langsung ataupun tidak langsung menjadikan perilaku bullying adalah perilaku wajar yang dapat dilakukan dengan sesuka hati dan menjadi hal yang lumrah . Selain dari faktor faktor tersebut adapula dikarenakan adanya kelompok kelompok yang berperilaku bullying sehingga mengajak orang orang yang ingin bergabung dengan kelompok tersebut melakukan perilaku bullying . Perilaku bullying dan korban bullying dapat di identifikasikan dengan ciri ciri : dari yang suka  berkuasa , tidak memiliki brasa empati , agresif , intimadatif . Adapaun karakteristik dari korban bullying biasanya mencirikan tipe orang pendiam , orang bodoh atau tidak tau apa apa , orang yang berperilaku aneh , berrsifat penyendiri .

Kasus bullying bukanlah kasus biasa yang sedang marak terjadi baik di lingkungan sekitar ataupun lingkungan pendidik , tetapi kurangnya para pihak pihak seperti guru dan orang tua yang menyepelekan masalah bullying menyebabkan perilaku bullying terus terjadi dan memakan korban yang terus bertambah . Kasus bullying yang terjadi di Indonesia terutama di lingkup pendidikan haruslah disikapi dengan serius dan telaten karena bullying secara tidak langsung dapat mematikan anak anak yang harusnya dapat memiliki tingkat sosial dan fisik yang baik , tetapi apabila banyak pihak masih menyepelekan dan menganggap bullying bukanlah kasus serius maka psikis dan fisik serta sosial dari para korban bullying akan semakin bertambah banyak dan dapat membawa dampak yang buruk bagi anak anak yang menjadi korban bullying . Sehingga dari pihak keluarga , sekolah dan lingkungan dapat mengantisipasi kasus bullying dan menekan jumlah perilaku bullying dengan cara melakukan pendekatan secara intensif kepada para remaja , kenali dan pahami apa yang mereka mau , awasi dan pantau bagaimana para remaja dalam memilih dan bersikap terhadap teman sebayanya , karena bullying dapat dikurangi apa bila banyak pihak yang mau membuka mata dan peduli terhadap sekitarnya